Kamis, 30 April 2009

Meninggal Kehausan karena Lebih Mengutamakan Saudaranya*

Abu Jahm bin Hudzifah r.a. berkata, “Ketika berlangsung perang Yarmuk, aku mencari sepupuku yang ikut bertempur. Aku membawa sebuah kantung air,karena mungkin ia kehausan. Ketika aku menemukannya, ia tergeletak di suatu tempat dalam keadaan sekarat. Aku berkata, “Aku minumkan air untukmu!” Dengan isyarat ia mengiyakan. Tiba-tiba terdengar rintihan seseorang yang sekarat. Sepupuku menyuruhku dengan isyarat agar memberikan minuman itu kepada orang yang merintih. Ternyata orang itu adalah Hisyam bil Abil ‘Ash. Ketika aku mendatanginya, di dekatnya juga tergeletak seseorang yang merintih sedang sekarat. Hisyam memberikan isayarat kepadaku agar aku mendekati orang itu. Ketika kudekati, ternyata ia telah syahid. Akhirnya aku bawa kembali air itu kepada Hisyam, ternyata ia telah syahid. Aku segera ke tempat sepupuku tadi, rupanya ia juga telah syahid. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.” (Dirayah)


Message: Sangat banyak kisah mengenai sifat itsar para sahabat yang tertulis dalam kitab-kitab hadits. Walaupun dirinya sendiri sedang dalam sekarat dan kehausan sehingga dalam keadaan seperti itu tentu sangat sulit untuk memperhatikan orang lain, ia tetap mendahulukan kepentingan orang lain yang juga berada dalam kesulitan. Allah tentu melimpahkan kasih sayang dan kemuliaan kepada mereka, karena kasih sayang mereka dicurahkan dengan mengorbankan nyawa mereka sendiri.


*diambil dari “Kisah Teladan Rasulullah SAW dan Para Sahabat r.a.” oleh Maulana Muhammad Zakariyya (2006)

3 komentar:

  1. rajin nulis terus diblog

    banyak keteladanan yang perlu dicontoh tapi tak banyak orang yang dpat mengambil inti sari pembelajarannya dan mengamalkannya dalam kehidupan kita

    BalasHapus
  2. Iya ukhti memang banyak kisah2 teladan para sahabat. setelah membaca memang dihati terasa trenyuh, itulah keindahan dan kedahsyatan ISLAM

    BalasHapus
  3. wuih... merinding aku bacanya... keren abuisss.... ^0^

    BalasHapus