Sabtu, 25 April 2009

Berjuta Bahasa Cinta


Dulu semasa masih keranjingan chatting di salah satu chatroom mig33, ada salah satu chatter bertanya kaya’ gini, “What is the best language in the world?” Chatters lain menjawab kalo bahasa yang paling bagus adalah bahasa negara asal mereka masing-masing. Yang dari India jawab bahasa india, yang dari Inggris jawab bahasa inggris, yang dari Tunisia jawab bahasa arab, bahasa inilah, itulah, bla bla bla lah and so on (yang dari Indonesia abstain hehe).

Ngomong-ngomong tentang bahasa terbaik, sebenernya gak ada bahasa yang paling baik di dunia. Menurut ilmu yang pernah didapet pas kuliah Introduction to Linguistics, tiap bahasa itu punya tingkat kerumitannya masing-masing. Gak ada bahasa yang paling simple ato paliiiiiing rumit. Bahkan bahasa yang dipakai masyarakat pedalaman nan jauh disana juga rumit. Tiap bahasa itu rumit euy! Jadi gak bisa tuh suatu negara mengklaim kalo bahasanya the best sedunia.

Sampai kemudian seorang teman yang dari Prancis menjawab kalo bahasa yang paling bagus dan indah adalah bahasa cinta. Yup, the best language is the language of love. Bahasa paling universal yang dewasa ini udah jarang orang yang nguasainnya.



Nah, bahasa cinta bisa macam-macam wujudnya. Cuman identiknya, kalimat I love you” itu diucapkan sepasang kekasih yang lagi kasmaran. Eiiits! Padahal sama ibu juga bisa bilang “I love you” kan? Ma adek, kakak, saudara kita?

Kalo gak salah, dalam tulisan Gus Mus yang pernah dimuat di Jawa Pos, bangsa ini udah lupa ma yang namanya cinta. Lihat aja, kekerasan dimana-mana dan hampir semua hal ujung-ujungnya violence. Itu salah satu bukti kalo rasa cinta antar umat manusia udah mulai terkikis di negeri ini.

Jadi kembali ke language of love tadi. Mudah-mudahan gak akan susah mempelajarinya. Kuncinya yang pertama yaitu buka mata. Cobalah lihat dunia dengan berbagai sudut pandang yang berbeda. Bahwa tiap hal itu memiliki detail yang sering tidak kita sadari. Yang kedua, buka hati. Jadilah orang yang peka terhadap sesama, terhadap sekitar dan apapun yang ada di sekeliling kita.

Nah setelah kunci kita dapet, sama seperti tahapan seseorang menguasai bahasa, skill yang pertama harus kita latih adalah listening. Belajar mendengarkan orang lain, dengan begitu kita akan mengambil hikmah dari perkataan orang lain. Jadi pendengar yang baik itu susah lho…Walopun, mungkin gak semua hal enak didengar, jangan tutup telinga, misalnya kritik. Padahal itu bisa menjadi multivitamin super pahit yang bikin “sehat” hidup kita nantinya.

Skill selanjutnya yaitu speaking, katakanlah yang baik-baik. Ungkapkanlah rasa sayang pada orang-orang yang di sekitar kita. Katakanlah dengan lisan and buktikan dengan tindakan. Jadi inget advice yang luar biasa dari salahsatu guru di SMA yang bunyinya seperti ini: “More acts and less talk are good, but more acts and more talks are better.

Kemudian, reading: banyak kisah tentang cinta yang bisa kita baca, pahami and finally ambil moral message-nya. Yang terakhir adalah writing, tulis apa saja yang telah dipelajari. Coz manusia itu tempatnya salah dan lupa hehe…

So, di Berjuta Bahasa Cinta, akan ada kisah, baik kisah pribadi atau orang lain yang dikumpulkan langsung dari narasumber maupun mengutip dari buku. Berbagai bahasa cinta yang sungguh luar biasa hikmahnya akan ada disini sebagai pengingat kalo cinta itu masih ada… dalam jutaan dimensi yang berbeda-beda.

8 komentar:

  1. Jika tingkat kesulitan dan kemudahan menjadi barometer sebuah bahasa maka "bahasa cinta" justru mempunyai peringkat "bahasa paling jelek" sedunia karena untuk mengaktualisasikan "bahasa cinta" justru tidak jarang lebih sulit daripada berdialog dengan menggunakan bahasa berbagai negara di dunia. Peace..^_^V

    BalasHapus
  2. Well, dari awal penulis beranggapan kalo gak ada bahasa yang paling bagus sedunia. Brarti sama halnya kalo gak ada bahasa yang jelek di dunia. Istilah "bahasa cinta" itu cuma analogi nd ciptaan penulis sendiri. Lagipula, yang namanya bahasa gak selalu identik dengan hal-hal yang diucapkan atau ditulis secara verbal. Namun juga di dalam bahasa itu ada non-verbal. Nah, kasih sayang dan perhatian seumur hidup yang diberikan oleh ibu kepada anaknya adalah bahasa cinta seorang ibu ke si anak, seorang dermawan yang menyantuni si miskin adalah bahasa cinta sesama manusia, bahkan memberi hadiah pada teman adalah bahasa cinta kita pada mereka, dsb. Mana mungkin hal-hal semacam itu dikatakan jelek karena sulit dilakukan? itulah kenapa hal-hal simpel seperti ini udah mulai dilupakan. Maybe perlu satu artikel khusus buat bahas ini lebih lanjut, ok?

    BalasHapus
  3. من عـرف لغة قـوم فهو آمـــن مـن فـتـنـتهـم
    “Barangsiapa yang mengetahui bahasa suatu kaum, maka ia akan selamat dari fitnahnya”.

    Ya, seyogyanya sebuah bahasa memang sangat diperlukan oleh manusia selama manusia itu masih berhubungan dengan manusia yang lainnya. Dan bahasa itu tentu punya indikatornya agar si pendengar mampu untuk mencermati dan memahami apa yang diucapkannya. Orang China dengan orang Arab jelas ga’ akan nyambung sampai Kiamatpun. Begitu juga orang yang berjiwa CINTA dengan yang berjiwa ANTI CINTA juga ga’ akan nyambung. Semuanya mempunyai tujuan bahasa masing2. maka, supaya orang faham dengan bahasa cinta, maka ia harus lebih banyak belajar lagi apa itu bahasa cinta. Dan jangan mudah menyalahkan. Siapa tau tujuannya benar. Ok, sebarkanlah virus-virus cinta. Agar manusia hidup dalam kedamaian. Saya dukung anda !!!
    Salam kenal :
    Ade Mahmudin – Subang – Jawa Barat
    E-mail : ademahmudin@rocketmail.com
    Blog : www.ade-mahmudin.blogspot.com

    Aku tunggu balasannya yach …

    BalasHapus
  4. Wah, jadi inget lagu yang ada liriknya (kalo gak salah) "Sebarkanlah virus-virus cinta...". Hehehe... itu lagunya Dewa 19 bukan? Yup, tujuan awalnya memang itu: KEDAMAIAN. Baik kedamaian dalam arti luas dalam lingkup di masyarakat, maupun kedamaian batin-minimal-bagi diri sendiri. Karena melihat kondisi sekarang dimana orang-orang hidup dengan pressure yang sedemikian rupa hingga temperament ikut naik. Ujung-ujungnya ya kekerasan itu. Yah, tunggu posting yang lain yaa buat bisa lancar berbahasa cinta.

    BalasHapus
  5. Ok, aku tunggu yang lebih hot lagi. Oya, aku pengen sharing nich. Abis maslah CINTA yang aku hadapi ini tajam banget dan berat untuk aku hadapi. barangkali ukhti bisa bantu aku ?? Thank's yach ...

    BalasHapus
  6. Loh, konsistensinya mana? Introduction to Linguistics yang dimaksud kan bahasa yang diekspresikan dalam bentuk kalimat bukan bahasa tubuh bahasa sentuh dan lain-lain. Hehehe...

    BalasHapus
  7. Oalah, gak mudeng ini...

    Yang introduction to linguistics tu cuman intermezo aja. Hmmm, lagian toh bahasa kan gak cuman verbal kang....

    BalasHapus
  8. menurutku bahasa cinta adalah bahasa yg perlu dibuktikan oleh sikap perilaku kita. kita merasakan hal sama yg dirasakan orang lain ketika susah,kita bersimpati, kita ber empati.
    kita berbagi,kita merasa iba itulah bahasa cinta...

    BalasHapus